Director : Hanung Bramantyo
Writers : Bagus Bramanti, Hanung Bramantyo
Players : Dian Sastrowardoyo, Acha Septriasa, Ayushita, Christine Hakim, Deddy Sutomo, Djenar Maesa Ayu, Adinia Wirasti, Reza Rahardian, Denny Sumargo, Nova Eliza
Sebelum gue memulai review, *ekhem, gue mau curhat sedikit.
Gua terganggu untuk lu yang berpasangan suami istri tapi berisik banget di
bioskop! Lu duduk di dekat gua dan saling ngobrol! LU ITU MENGANGGU KHIDMATNYA
FILM BERLANGSUNG! Gua benci lu berdua! Dari awal film sampai akhir gak berhenti
ngomong! Nanya nanya mulu, ya mana lu tau, orang dua duanya sama-sama belum
nonton. Mending kalau lu berdua bisik bisik, INI MAH NGOMONG BIASA BERASA GAK
ADA SIAPA SIAPA! Lu juga gak usah komen setiap kejadian yang berlangsung di
film, gak penting! Itu berisik! LU BERDUA SANGAT DISRESPECTFUL! MELANGGAR ETIKA
MENONTON FILM DI BIOSKOP! Lucknut! Kalau lu berdua baca tulisan gue ini, ingat
lu pernah nonton di CGV Blitz Grand Galaxy Park, Bekasi tanggal 29 April 2017
Studio 1 jam 17:55 dan gua inget lu berdua duduk di kursi B 15 16! LU BERDUA
SANGAT MEMALUKAN! Enyahlah kalian dari studio. Salam dari gue kursi B 13
“Lu berdua mau nonton film apa jadi komentator?”
Huufttt.. sudah. Segitu saja curhatan gue. Terimakasih sudah
mau membaca curhatan gue. Yuk kita langsung bahas aja Film ini!
Cerita
Sudah dangat jelas film ini bercerita tentang perjuangan
Kartini untuk memperjuangkan hak dan kesetaraan terutama dibidang pendidikan
dan juga perempuan. Dengan terikat oleh segala aturan adat istiadat, membuat
perempuan dan orang miskin pada saat itu tidak mampu mendapatkan pendidikan. Perempuan
Indonesia hanya tau mereka hidup untuk menikah, Kartini pun “gerah” dengan
segala aturan adat istiadat yang mengikat, dan ia melakukan segala cara untuk
memperjuangkan emansipasi wanita.
Jujur
saja, gue agak shock menonton film
ini, terlintas di pikiran gue “Apa bener Kartini kayak gini?” beneran deh. Gue agak
bingung, sebenarnya Kartini itu seperti yang di film atau seperti yang sering
kita dengar. Nanti watak Kartini dan Actingnya gue bahas di Acting section ya, sekarang fokus ke
cerita dulu. Menurut gue ceritanya agak hambar, entah mungkin sang penulis
skenario tidak mau menambah bumbu terlalu banyak? Dan gue tidak merasakan
permainan emosi di film ini. Ceritanya datar dan mudah di tebak, apa karena ini
film biografi? Tapi kan seharusnya sang penulis bisa memainkan emosi kita saat
bagaimana proses Kartini untuk mencapai apa yang ia sedang kejar. Jalan
ceritanya agak membosankan untuk film berdurasi 2 jam, kalau memang tidak ingin
memainkan emosi penonton, sebenarnya film ini sekitar 1 jam-an saja sudah cukup
dengan jalan cerita yang seperti ini. Lupakan tentang kekurangan film tersebut,
film ini mampu menginspirasi siapa saja yang menontonnya, terutama untuk kaum Hawa,
dan bisa menjadi “tamparan” untuk kaum Adam. Lewat film Kartini ini, gue
sebagai perempuan cukup terpacu untuk menjadi “Kartini” seperti yang
digambarkan di Film. Top deh!
Gue tidak mau membahas secara detail bagaimana konflik yang
terdapat di film ini karena itu bagaikan “spoiler” yang membuat kalian jadi benci
terhadap gue sebagai reviewer, yang pasti konfliknya “lumayan” deh.
Rating: 4/10
Visual
Suasana tempo dulu, ke-ningrat-an, dan nuansa Jawanya begitu
terasa. Di film ini banyak menggunakan pengambilan gambar dengan Top Shot / Overhead,
dan tujuannya berhasil membuat kita jadi ikut merasakan bagaimana nuansa yang
di gambarkan di film tersebut. Gue juga menemukan footage yang tak penting, dan
bisa gue katakan kurang bagus, pertama footagenya seperti tidak terkonsep dan
tidak jelas, dan agak tidak menggambarkan keadaan selanjutnya. Lebih baik di
buang atau kalau tidak, di buat yang lebih bagus footagenya. Gue juga melihat sedikit
kesalahan saat perpindahan scene yang seharusnya adegan tersebut masih nyambung
tetapi jadi janggal karena perpindahannya tidak tepat.
Lalu ada bagian yang seolah olah “Kartini” masuk ke dalam
surat/buku yang sedang dibacanya lalu bertemu dengan penulisnya. Menurut gue
pribadi, kayaknya agak kurang pas metode seperti itu di gunakan di film seperti
ini, dan perpindahannya juga gak terlihat jelas, jadi gue sempat berfikir “Ini
apaan?” baru agak lama gue sadar bahwa itu merupakan alur maju mundur yang
cukup membingungkan. Ibu gue pun bertanya “dek, itu bule nya dateng dari mana?”
Duuhh... gue jadi kasihan sama adik adik yang di ajak nonton sama ibu/bapaknya
pasti mereka kebingungan juga seperti ibu gue hehe.
Warna dari filmnya boleh lah, sepertinya film Indonesia
sekarang sudah bisa di saingi oleh film luar dalam aspek pewarnaan. Lalu ada
banyak adegan juga yang kurang penting menurut gue, malah jatuhnya seperti
sinetron. Ya boleh lah mencoba menggambarkan perasaan Tokoh lewat close up
dengan lagu yang menggelegar. Tapi ya jangan lama lama juga, ngebosenin.
Rating 6/10
Audio
Percayalah, gue lupa harus komen apa tentang audio. Pertama,
tidak ada yang berkesan. Kedua, tidak ada yang jelek juga.
Segala komposisi suaranya umum lah seperti film-film
sewajarnya.
Rating: 6/10
Acting
Gue suka acting Dian Sastro yang mencoba menggambarkan “sisi
lain” dari Kartini. Gue sangat mengaggumi tokoh Raden Mas Adipati Ario
Sosroningrat (Deddy Sutomo) sebagai ayah Kartini. Tokoh Kakak Kartini (Reza
Rahardian) memang tidak tampil banyak disini, tapi Tokoh tersebut cukup memberikan dampak yang besar untuk
keseluruhan cerita film. Dan sepertinya tokoh Kakak pertama Kartini (Denny
Sumargo) belum sukses membangun suasana antagonis yang bertentangan dengan pendapat
Kartini, “jawa”nya juga kurang terasa.
Maklumi saja, kita tau Denny memang tidak memiliki darah jawa sama
sekali. Dan satu yang membuat gue hampir tertawa saat melihat Dwi Sasono muncul
sebagai Suami Kartini, entah karena biasa melihat dia berperan lucu akibatnya
melihat dia di film yang seharusnya serius ini agak kurang pas haha, tapi tetap
bagus acting dia, gue gak bohong. Good Job to all cast!
Rating 8/10
THIS THE END OF THE REVIEW
Film kartini adalah film yang bagus dan juga menginspirasi,
namun film ini terkesan seperti “tidak semangat” dalam pembuatan filmnya. Emosi
dari film tersebut pun kurang membuat para penonton memanas, akibatnya film ini
menjadi film yang agak membosankan untuk di tonton selama 2 jam.
Dear Hanung Bramantyo, i know exactly you can do more than
this. Kartini (Film) got 2.5/5 from me.