Review: Kartini (2017) | Film Edukasi yang pas untuk mengajak anak dan keluarga menonton film di bioskop!




Distributor  : Legacy Pictures, Screenplay Films
Producer     : Robert Ronny 
Director      : Hanung Bramantyo
Writers        : Bagus Bramanti, Hanung Bramantyo
Players        : Dian Sastrowardoyo, Acha Septriasa, Ayushita, Christine Hakim, Deddy Sutomo, Djenar Maesa Ayu, Adinia Wirasti, Reza Rahardian, Denny Sumargo, Nova Eliza



Sebelum gue memulai review, *ekhem, gue mau curhat sedikit. Gua terganggu untuk lu yang berpasangan suami istri tapi berisik banget di bioskop! Lu duduk di dekat gua dan saling ngobrol! LU ITU MENGANGGU KHIDMATNYA FILM BERLANGSUNG! Gua benci lu berdua! Dari awal film sampai akhir gak berhenti ngomong! Nanya nanya mulu, ya mana lu tau, orang dua duanya sama-sama belum nonton. Mending kalau lu berdua bisik bisik, INI MAH NGOMONG BIASA BERASA GAK ADA SIAPA SIAPA! Lu juga gak usah komen setiap kejadian yang berlangsung di film, gak penting! Itu berisik! LU BERDUA SANGAT DISRESPECTFUL! MELANGGAR ETIKA MENONTON FILM DI BIOSKOP! Lucknut! Kalau lu berdua baca tulisan gue ini, ingat lu pernah nonton di CGV Blitz Grand Galaxy Park, Bekasi tanggal 29 April 2017 Studio 1 jam 17:55 dan gua inget lu berdua duduk di kursi B 15 16! LU BERDUA SANGAT MEMALUKAN! Enyahlah kalian dari studio. Salam dari gue kursi B 13
“Lu berdua mau nonton film apa jadi komentator?”

Huufttt.. sudah. Segitu saja curhatan gue. Terimakasih sudah mau membaca curhatan gue. Yuk kita langsung bahas aja Film ini!

Cerita
Sudah dangat jelas film ini bercerita tentang perjuangan Kartini untuk memperjuangkan hak dan kesetaraan terutama dibidang pendidikan dan juga perempuan. Dengan terikat oleh segala aturan adat istiadat, membuat perempuan dan orang miskin pada saat itu tidak mampu mendapatkan pendidikan. Perempuan Indonesia hanya tau mereka hidup untuk menikah, Kartini pun “gerah” dengan segala aturan adat istiadat yang mengikat, dan ia melakukan segala cara untuk memperjuangkan emansipasi wanita.
                Jujur saja, gue agak shock menonton film ini, terlintas di pikiran gue “Apa bener Kartini kayak gini?” beneran deh. Gue agak bingung, sebenarnya Kartini itu seperti yang di film atau seperti yang sering kita dengar. Nanti watak Kartini dan Actingnya gue bahas di Acting section ya, sekarang fokus ke cerita dulu. Menurut gue ceritanya agak hambar, entah mungkin sang penulis skenario tidak mau menambah bumbu terlalu banyak? Dan gue tidak merasakan permainan emosi di film ini. Ceritanya datar dan mudah di tebak, apa karena ini film biografi? Tapi kan seharusnya sang penulis bisa memainkan emosi kita saat bagaimana proses Kartini untuk mencapai apa yang ia sedang kejar. Jalan ceritanya agak membosankan untuk film berdurasi 2 jam, kalau memang tidak ingin memainkan emosi penonton, sebenarnya film ini sekitar 1 jam-an saja sudah cukup dengan jalan cerita yang seperti ini. Lupakan tentang kekurangan film tersebut, film ini mampu menginspirasi siapa saja yang menontonnya, terutama untuk kaum Hawa, dan bisa menjadi “tamparan” untuk kaum Adam. Lewat film Kartini ini, gue sebagai perempuan cukup terpacu untuk menjadi “Kartini” seperti yang digambarkan di Film. Top deh!
Gue tidak mau membahas secara detail bagaimana konflik yang terdapat di film ini karena itu bagaikan “spoiler” yang membuat kalian jadi benci terhadap gue sebagai reviewer, yang pasti konfliknya “lumayan” deh.
Rating: 4/10

Visual
Suasana tempo dulu, ke-ningrat-an, dan nuansa Jawanya begitu terasa. Di film ini banyak menggunakan pengambilan gambar dengan Top Shot / Overhead, dan tujuannya berhasil membuat kita jadi ikut merasakan bagaimana nuansa yang di gambarkan di film tersebut. Gue juga menemukan footage yang tak penting, dan bisa gue katakan kurang bagus, pertama footagenya seperti tidak terkonsep dan tidak jelas, dan agak tidak menggambarkan keadaan selanjutnya. Lebih baik di buang atau kalau tidak, di buat yang lebih bagus footagenya. Gue juga melihat sedikit kesalahan saat perpindahan scene yang seharusnya adegan tersebut masih nyambung tetapi jadi janggal karena perpindahannya tidak tepat.
Lalu ada bagian yang seolah olah “Kartini” masuk ke dalam surat/buku yang sedang dibacanya lalu bertemu dengan penulisnya. Menurut gue pribadi, kayaknya agak kurang pas metode seperti itu di gunakan di film seperti ini, dan perpindahannya juga gak terlihat jelas, jadi gue sempat berfikir “Ini apaan?” baru agak lama gue sadar bahwa itu merupakan alur maju mundur yang cukup membingungkan. Ibu gue pun bertanya “dek, itu bule nya dateng dari mana?” Duuhh... gue jadi kasihan sama adik adik yang di ajak nonton sama ibu/bapaknya pasti mereka kebingungan juga seperti ibu gue hehe.
Warna dari filmnya boleh lah, sepertinya film Indonesia sekarang sudah bisa di saingi oleh film luar dalam aspek pewarnaan. Lalu ada banyak adegan juga yang kurang penting menurut gue, malah jatuhnya seperti sinetron. Ya boleh lah mencoba menggambarkan perasaan Tokoh lewat close up dengan lagu yang menggelegar. Tapi ya jangan lama lama juga, ngebosenin.
Rating 6/10

Audio
Percayalah, gue lupa harus komen apa tentang audio. Pertama, tidak ada yang berkesan. Kedua, tidak ada yang jelek juga.
Segala komposisi suaranya umum lah seperti film-film sewajarnya.
Rating:  6/10

Acting
Gue suka acting Dian Sastro yang mencoba menggambarkan “sisi lain” dari Kartini. Gue sangat mengaggumi tokoh Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat (Deddy Sutomo) sebagai ayah Kartini. Tokoh Kakak Kartini (Reza Rahardian) memang tidak tampil banyak disini, tapi Tokoh tersebut cukup  memberikan dampak yang besar untuk keseluruhan cerita film. Dan sepertinya tokoh Kakak pertama Kartini (Denny Sumargo) belum sukses membangun suasana antagonis yang bertentangan dengan pendapat Kartini, “jawa”nya juga kurang terasa.  Maklumi saja, kita tau Denny memang tidak memiliki darah jawa sama sekali. Dan satu yang membuat gue hampir tertawa saat melihat Dwi Sasono muncul sebagai Suami Kartini, entah karena biasa melihat dia berperan lucu akibatnya melihat dia di film yang seharusnya serius ini agak kurang pas haha, tapi tetap bagus acting dia, gue gak bohong. Good Job to all cast!
Rating 8/10

THIS THE END OF THE REVIEW

Film kartini adalah film yang bagus dan juga menginspirasi, namun film ini terkesan seperti “tidak semangat” dalam pembuatan filmnya. Emosi dari film tersebut pun kurang membuat para penonton memanas, akibatnya film ini menjadi film yang agak membosankan untuk di tonton selama 2 jam.


Dear Hanung Bramantyo, i know exactly you can do more than this. Kartini (Film) got 2.5/5 from me.
Previous
Next Post »