Review: The Great Wall (2016) | Apakah film ini akan menjadi film terbaik dengan mengangkat cerita Fantasi Cina?





Distributor : Universal Pictures
Producers   : Jon Jashni, Thomas Tull, Peter Loehr, Charles Roven
Director     : Zhang Yimou
Writers      : Max Brooks, Tony Gilroy, Marshall Herskovitz, Edward Zwick, Doug Miro, Carlo Bernard
Players      : Matt Damon, Jing Tian, Andy Lau, Pedro Pascal, Lu Han
Genre        : Drama, Fantasy, Mystery






Cerita
The Great Wall: berkisah tentang para kelompok tentara bayaran dari daerah barat yang sedang mencari Bubuk Hitam di daerah timur. Di tengah perjalanannya, para kelompok tentara tersebut di kejar oleh Bandit Khitan yang berusaha membunuh mereka semua, sampai pada akhirnya yang tersisa hanyalah William (Matt Damon) dan Tovar (Pedro Pascal), William dan Tovar terus melaju hingga berhenti di depan tembok raksasa yang terbentang sepanjang 8.850 kilometer. Di tembok itu terdapat orde tanpa nama yang di pimpin oleh 5 panglima perang salah satunya Commander Lin Mae (Jing Tian).  William dan Tovar mungkin bisa terbebas dari Bandit Khitan yang mencoba membunuhnya, tetapi ia ternyata di tangkap oleh orde tanpa nama. Mereka di tangkap karena mengetahui keberadaan tembok rakasasa ini yang sangat rahasia, maka dari itu mereka berdua harus di bunuh oleh orde tanpa nama agar tidak menceritakan tentang keberadaan tembok raksasa. Orde tanpa nama ternyata sedang mempersiapkan perang untuk melawan sekelompok monster bernama Tao Tei yang di pimpin oleh sang Ratu. Saat William dan Tovar menjadi tahanan orde tanpa nama, ternyata Tao Tei sudah datang dan siap menyerang tembok raksasa, tak tinggal diam, William dan Tovar turut membantu peperangan tersebut, hingga akhirnya orde tanpa nama memenangkan babak pertama, namun tragedi tersebut bukan akhir dari penyerangan Tao Tei, mereka pun akan kembali lagi untuk menghancurkan orde tanpa nama. Orde tanpa nama terus mengalami kehancuran, sang Jendral pemimpin orde tanpa nama pun terbunuh oleh permainan Tao Tei, hingga pada akhirnya William dan Lin Mae berjuang untuk membunuh sang ratu sendirian tanpa Tovar karena ia telah menemukan apa yang ia cari dan kembali ke asalnya, dan juga hampir seluruh tentara orde tanpa nama termasuk petinggi kerajaan sudah terbunuh oleh monster Tao Tei.
Dengan cerita yang ringan ini, membuat kita santai saat menyaksikan filmnya. Namun, kurangnya kreatifitas dalam cerita ini membuat film ini menjadi datar dan mudah di tebak. Bisa dibilang, alur cerita seperti ini banyak kita temui di film Fantasi pada umumnya. Cerita di film ini terlalu terfokus di awal, membuat penutupan film ini menjadi pendek dan terkesan terburu- buru, akibatnya klimaks dari film ini pun tidak begitu terasa.
Rating: 5.5/10



Visual
Dengan memilih warna biru dan gelap sebagai gradingnya, mampu membuat film ini menjadi terlihat mencekram, penuh ketegangan dan dingin. Disisi lain, film ini kurang memiliki banyak ornamen dalam special effectnya, karena telihat “kopong” membuat gue serasa sedang main Dynasty Warriors. Untuk sinematografinya, tetap film ini berada di kelas Hollywood, tetapi saat berperang, film ini tetap menggunakan gaya khas film Cina dengan tidak terlalu banyak menggunakan cut to, close up, dan berpindahan yang cepat. Berbeda dengan peperangan gaya film hollywood yang terkesan seram, cepat, menakutkan, tak tertandingi. Kalau di film ini, untuk adegan berantemnya menggunakan long shot, jadi kita bisa melihat secara detail apa yang sedang terjadi,  namun teknik tersebut agak membuat kita sedikit bosan jika terbiasa menonton film laga Hollywood.
Rating: 6/10

Audio
Berhubungan dengan adegan perang di bagian visual tadi, karena menggunakan long shot, suara suara yang terdengar pun tidak terlalu menggelegah yang terkesan brutal seperti film Hollywood pada umumya, di film ini kita bisa mendengarkan secara detail perlakuan yang berlangsung di film, seperti sayatan pedang, peluncuran bola meriam, adegan prajurit sedang melompati tembok rakasasa dan lainnya. Menurut gue, film ini adalah film yang sunyi, tidak banyak dialog yang menegangkan dan juga tidak terlalu banyak adegan yang harus menggunakan banyak suara, film ini ramenya hanya saat perperangan,sisanya it’s nothing. Tak lupa juga film ini menambahkan lagu cina yang mendukung di beberapa adegan.
Rating: 6/10

Acting
Tokoh William (Matt Damon) mampu menunjukan eksistensinya sebagai tentara bayaran yang muncul sebagai ksatria untuk Dinasti Cina, tak lupa juga acting Commmander Lin Mae (Jing Tian) sebagai ketua prajurit sukses menunjukan tokoh yang dingin dan tak banyak tingkah. Oh iya, di film ini ada (Willem Dafoe) sebagai Ballard, tokoh Ballard pun memang terkesan bodoh, namun keberadaanya cukup memberikan impact besar untuk keseluruhan film ini. Hanya satu yang cukup menarik perhatian gue, karena 92% pemeran film ini adalah orang Asia, entah mengapa permainan acting mereka kurang cocok untuk film Fantasi seperti ini, walau film ini memang bercerita tentang sejarah Cina, muka mereka yang polos itu kurang memberikan ekspresi beragam untuk mendukung keindahan film ini. Jadi sangat di sayangkan jika memiliki cameo yang kurang ekspresif, karena hal tersebut dapat mengurangi nilai suatu film, percayalah. Dan bisa dikatakan, Matt Damon menjadi nilai jual tersendiri untuk film ini. Jika tidak ada dia, “mungkin” film ini tidak akan menarik perhatian banyak orang.
Rating: 7/10

THIS IS THE END OF THE REVIEW

Film Fantasi yang mengambil cerita tentang sejarah cina ini mampu mengenalkan kita tentang tembok raksasa secara lebih dekat dengan balutan cerita petualangan, walaupun alur cerita film ini terkesan biasa dan mudah di tebak, keseruan film ini masih bisa kita dapatkan. Film ini mungkin bisa menjadi film kebanggan Asia terutama negara Cina, atau mungkin tidak?


The Great Wall 2.3/5
Previous
Next Post »