Review: Spiderman: Homecoming (2017) | Aksi PENGKHIANATAN gaya Spiderman yang dilakukan oleh sang sutradara

Spiderman: Homecoming



Distributor : Sony Picture
Producer    : Kevin Feige, Amy Pascal
Director     :  Jon Watts
Writers       : Jonathan Goldstein, John Francis Daley, Jon Watts, Christoper Ford, Chris Mckenna, Erik Sommers
Cast             : Tom Holland, Marisa Tomel, Robert Downey Jr., Zenadaya Coleman, Jon Favreau, Michael Keaton, Angourie Rice, Donald Glover




Bisa di skip tulisan background hijau kalau mau langsung baca review,  silahkan baca kalau mau tau journey gue di balik menonton film ini, haha!

Sedikikt curhat saja karena ini blog gue juga kan, jadi waktu gue nonton film ini, gue lagi ada di Bandung, nah kepikiran mau nontonnya itu, sejam sebelum jam tayang yang 17:35, sedangkan malamnya gue harus buru buru ke Apart tante gue untuk numpang perjalanan menuju subang  xD. Selesai mandi gue langsung berangkat dari Grand Sharon ke TSM Bandung dengan grab car, waktu menunjukan pukul 16:49 saat gue duduk di mobil Grab, jalanan macet gue sudah hopeless gatau deh nanti gimana,mau mundur jam gak mungkin, kalau di paksain pas udah lewat jam tayangnya nanti malah gak menyeluruh nontonnya. Bodo amat, gue pun gak mau ngeliat waktu. Sampai akhirnya gue tiba di TSM jam 17:25, karena gue bukan orang Bandung, mana gue tau letak exactly bioskopnya dimana? Gue pede aja ke lantai paling atas,  emang biasanya gitu kan bioskop? Yey! Gue gak salah, gue pun sampai di bioskop pada jam 17:30 dan MASIH NGANTRI CUKUP PANJANG... Huaaaa... Tibalah gue membeli tiket, gue sih udah rela bakal nonton di bawah, atau kalau hoki paling ada bolong satu di atas karena di apit oleh orang pacaran ckck. Eh pas gue lihat, kursi tinggal satu di pojok kanan bawah, karena gue sudah tidak punya waktu banyak, gue pun membelinya dan mbak nya berkata “beneran? Gapapa?” wakwkakwa.. gpp mbak! Saya buru buru.. akhirnya gue dapatkan tiket di jam 17:35 Pas!, selama menonton? Rasanya begitu keluar gue mau refleksi leher .. Karena gue di uber waktu, gue pun tidak bisa menyaksikan after creditnnya.. Huhuhu.. Tamat

Cerita
Peter Parker menemukan jati dirinya sebagai superhero di usianya yang masih remaja, Tony Stark pun membantu membimbing Peter Parker untuk menjadi superhero seutuhnya. Disinilah kita mengetahui bagaimana spiderman bisa tiba-tiba muncul di Civil War. Namun dalam proses untuk menjadi seorang superhero seutuhnya, tidak lah semuanya berjalan dengan mulus, walau kostum pemberian Tony Stark di lengkapi oleh fungsi yang super bagaikan sistem yang terdapat di Iron Man, namun ternyata Peter Parker belum berhak untuk mengenakan kostum tersebut karena ia di nilai telah melanggar perjanjian yang dibuat antara Tony Stark dan Peter Parker. Peter berusaha menunjukan pada Tony dan juga Avangers bahwa dunia sedang dalam bahaya, Peter menemukan kejanggalan dalam komplotan penjahat yang di ketuai oleh Vulture, karena Vulture mempunyai misi yang bisa saja menghancurkan Avengers dan dunia. Merasa tak di dengar oleh Tony, membuat Peter melawan komplotan tersebut dengan sendiri tanpa menggunakan kostum super power yang sebelumnya ia dapatkan dari Tony Stark. Dengan lawannya yang mampu terbang di udara dan mereka berkelahi di lahan yang sepi gedung, membuat spiderman kesusahan untuk melawan Vulture, sanggupkah ia melawan Vulture demi menyelamatkan Avengers dan membuktikannya kepada Tony Stark? Dalam aksinya, tak lupa juga Peter dibantu oleh kawannya Ned yang menjadi asisten dadakannya secara jarak jauh. Sampai akhirnya, Peter pun dilema, haruskah Peter manjadi Superhero besar untuk menyelamatkan dunia? Atau tetap menjadi pelindung di kota kecilnya.
7.5/10

Visual
Tak banyak yang memukau dalam film ini dengan berbagai keindahan special effect yang biasa kita jumpai di film superhero lainnya, sepertinya film ini menitik beratkan pada bagian alur cerita, sehingga tanpa special effect yang menggelegarpun film ini masih pantas untuk membekas di hati kita. Tak lupa gue sampaikan, komplotan penjahat yang di ketuai oleh Vulture adalah bagian favourite gue, entah ini film keberapa yang membuat gue lebih menyukai aksi penjahatnya ketimbang sang prontagonis dalam sebuah film. Dan juga, satu yang gue perhatikan di film ini, sesekali Watts menaruh Match Cut yang “jarang” gue temui lagi di film superhero atau blockbuster belakangan ini (atau mungin banyak cuman gue gak nonton filmnya? Cmiiw). Teknik tersebut adalah teknik yang gue sukai dalam filmmaking, itulah yang memberikan nilai plus untuk film ini versi gue. Smart move Watts..
7.2/10

Audio
Sama hal nya seperti Visual, gue tidak menemukan scoring yang membuat gue ingin mencarinya setelah menonton film ini, it means tidak ada yang terlalu spesial. Tapi bukan berarti Michael Giacchino (composer) telah melakukan hal yang buruk, it’s good man, good songs
7.3/10

Akting
Entah sebuah langkah yang di ambil oleh Watts untuk mengubah nuansa spiderman adalah langkah yang tepat atau tidak, tapi menurut gue langkah Watts dalam mengubah nuansa Spiderman sangatlah tepat, salah satunya dalam pemilihan Aktor dan Aktris dalam film ini. Peran Peter Parker(Tom Holland) terasa begitu pas karena membuat kita kembali bernostalgia kedalam Spiderman taun 2000an yang di bintangi oleh Tobey Maguire. Sequel The Amazing Spiderman adalah film spiderman yang terkesan bosan dan sedikit tidak pas karena di perankan oleh Andrew Garfield yang tubuhnya terlalu jangkung untuk memerankan Spiderman, membuat kita sedikit shock saat melihat perubahan dari sang identik Spiderman Tobey Maguire berubah menjadi sosok Peter yang di perankan oleh Andrew Garfield.

Peran Liz(Laura Harrier) adalah bentuk dari bantahan untuk para streostyper bahwa wanita kulit putih lah yang pantas menjadi Gadis Desa di sebuah film, namun Watts menunjukan bahwa wanita kulit hitam pun berhak menjadi Gadis Desa di sebuah film besar yang terlebih pemeran utamanya adalah laki laki berkulit putih. Belum lagi sosok tante May (Marisa Tomel) yang terlihat sedikit naughty, sangat memberikan kesan baru terhadap film spiderman, karena yang biasa kita temui di film spiderman sebelumnya, sosok sang bibi adalah sosok tidak terlalu kita perhatikan. Karena di film ini paras Marisa Tomel begitu aduhay, membuat kita semua khususnya kaum adam lebih menaruh fokusnya terhadap sang bibi ketimbang Peter Parker itu sendiri, hayo ngaku yang sudah nonton.
7.8/10

THIS IS THE END OF THE REVIEW

Spiderman: Homecoming adalah sekuel spiderman yang mengemas sosok superhero identik ini dengan kemasan baru yang lebih fresh. Film ini bagaikan obat rindu kita akan sosok Peter Parker di tahun 2000an silam.


Hi Smart Watts, you got 3.5/5 from me.
Previous
Next Post »