Spiderman: Homecoming
Distributor :
Sony Picture
Producer :
Kevin Feige, Amy Pascal
Director : Jon Watts
Writers : Jonathan Goldstein, John Francis
Daley, Jon Watts, Christoper Ford, Chris Mckenna, Erik Sommers
Cast : Tom Holland, Marisa Tomel,
Robert Downey Jr., Zenadaya Coleman, Jon Favreau, Michael Keaton, Angourie
Rice, Donald Glover
Bisa di skip tulisan background hijau kalau mau langsung baca review, silahkan baca kalau mau tau journey gue di
balik menonton film ini, haha!
Sedikikt curhat saja karena ini blog gue juga kan, jadi waktu
gue nonton film ini, gue lagi ada di Bandung, nah kepikiran mau nontonnya itu,
sejam sebelum jam tayang yang 17:35, sedangkan malamnya gue harus buru buru ke
Apart tante gue untuk numpang perjalanan menuju subang xD. Selesai mandi gue langsung berangkat dari
Grand Sharon ke TSM Bandung dengan grab car, waktu menunjukan pukul 16:49 saat
gue duduk di mobil Grab, jalanan macet☹ gue sudah hopeless gatau deh nanti gimana,mau mundur
jam gak mungkin, kalau di paksain pas udah lewat jam tayangnya nanti malah gak
menyeluruh nontonnya. Bodo amat, gue pun gak mau ngeliat waktu. Sampai akhirnya
gue tiba di TSM jam 17:25, karena gue bukan orang Bandung, mana gue tau letak
exactly bioskopnya dimana? Gue pede aja ke lantai paling atas, emang biasanya gitu kan bioskop? Yey! Gue gak
salah, gue pun sampai di bioskop pada jam 17:30 dan MASIH NGANTRI CUKUP
PANJANG... Huaaaa... Tibalah gue membeli tiket, gue sih udah rela bakal nonton
di bawah, atau kalau hoki paling ada bolong satu di atas karena di apit oleh
orang pacaran ckck. Eh pas gue lihat, kursi tinggal satu di pojok kanan bawah,
karena gue sudah tidak punya waktu banyak, gue pun membelinya dan mbak nya
berkata “beneran? Gapapa?” wakwkakwa.. gpp mbak! Saya buru buru.. akhirnya gue
dapatkan tiket di jam 17:35 Pas!, selama menonton? Rasanya begitu keluar gue
mau refleksi leher .. Karena gue di uber waktu, gue pun tidak bisa menyaksikan
after creditnnya.. Huhuhu.. Tamat
Cerita
Peter Parker menemukan jati dirinya sebagai superhero di
usianya yang masih remaja, Tony Stark pun membantu membimbing Peter Parker
untuk menjadi superhero seutuhnya. Disinilah kita mengetahui bagaimana
spiderman bisa tiba-tiba muncul di Civil War. Namun dalam proses untuk menjadi
seorang superhero seutuhnya, tidak lah semuanya berjalan dengan mulus, walau
kostum pemberian Tony Stark di lengkapi oleh fungsi yang super bagaikan sistem
yang terdapat di Iron Man, namun ternyata Peter Parker belum berhak untuk mengenakan
kostum tersebut karena ia di nilai telah melanggar perjanjian yang dibuat
antara Tony Stark dan Peter Parker. Peter berusaha menunjukan pada Tony dan
juga Avangers bahwa dunia sedang dalam bahaya, Peter menemukan kejanggalan
dalam komplotan penjahat yang di ketuai oleh Vulture, karena Vulture mempunyai
misi yang bisa saja menghancurkan Avengers dan dunia. Merasa tak di dengar oleh
Tony, membuat Peter melawan komplotan tersebut dengan sendiri tanpa menggunakan
kostum super power yang sebelumnya ia dapatkan dari Tony Stark. Dengan lawannya
yang mampu terbang di udara dan mereka berkelahi di lahan yang sepi gedung,
membuat spiderman kesusahan untuk melawan Vulture, sanggupkah ia melawan Vulture
demi menyelamatkan Avengers dan membuktikannya kepada Tony Stark? Dalam
aksinya, tak lupa juga Peter dibantu oleh kawannya Ned yang menjadi asisten
dadakannya secara jarak jauh. Sampai akhirnya, Peter pun dilema, haruskah Peter
manjadi Superhero besar untuk menyelamatkan dunia? Atau tetap menjadi pelindung
di kota kecilnya.
7.5/10
Visual
Tak banyak yang memukau dalam film ini dengan berbagai
keindahan special effect yang biasa kita jumpai di film superhero lainnya,
sepertinya film ini menitik beratkan pada bagian alur cerita, sehingga tanpa
special effect yang menggelegarpun film ini masih pantas untuk membekas di hati
kita. Tak lupa gue sampaikan, komplotan penjahat yang di ketuai oleh Vulture
adalah bagian favourite gue, entah ini film keberapa yang membuat gue lebih
menyukai aksi penjahatnya ketimbang sang prontagonis dalam sebuah film. Dan
juga, satu yang gue perhatikan di film ini, sesekali Watts menaruh Match Cut yang
“jarang” gue temui lagi di film superhero atau blockbuster belakangan ini (atau
mungin banyak cuman gue gak nonton filmnya? Cmiiw). Teknik tersebut adalah
teknik yang gue sukai dalam filmmaking, itulah yang memberikan nilai plus untuk
film ini versi gue. Smart move Watts..
7.2/10
Audio
Sama hal nya seperti Visual, gue tidak menemukan scoring
yang membuat gue ingin mencarinya setelah menonton film ini, it means tidak ada yang terlalu spesial.
Tapi bukan berarti Michael Giacchino (composer) telah melakukan hal yang buruk,
it’s good man, good songs
7.3/10
Akting
Entah sebuah langkah yang di ambil oleh Watts untuk mengubah
nuansa spiderman adalah langkah yang tepat atau tidak, tapi menurut gue langkah
Watts dalam mengubah nuansa Spiderman sangatlah tepat, salah satunya dalam
pemilihan Aktor dan Aktris dalam film ini. Peran Peter Parker(Tom Holland)
terasa begitu pas karena membuat kita kembali bernostalgia kedalam Spiderman
taun 2000an yang di bintangi oleh Tobey Maguire. Sequel The Amazing Spiderman
adalah film spiderman yang terkesan bosan dan sedikit tidak pas karena di
perankan oleh Andrew Garfield yang tubuhnya terlalu jangkung untuk memerankan
Spiderman, membuat kita sedikit shock
saat melihat perubahan dari sang identik Spiderman Tobey Maguire berubah
menjadi sosok Peter yang di perankan oleh Andrew Garfield.
Peran Liz(Laura Harrier) adalah bentuk dari bantahan untuk
para streostyper bahwa wanita kulit
putih lah yang pantas menjadi Gadis Desa di sebuah film, namun Watts menunjukan
bahwa wanita kulit hitam pun berhak menjadi Gadis Desa di sebuah film besar
yang terlebih pemeran utamanya adalah laki laki berkulit putih. Belum lagi
sosok tante May (Marisa Tomel) yang terlihat sedikit naughty, sangat memberikan kesan baru terhadap film spiderman,
karena yang biasa kita temui di film spiderman sebelumnya, sosok sang bibi adalah
sosok tidak terlalu kita perhatikan. Karena di film ini paras Marisa Tomel
begitu aduhay, membuat kita semua khususnya kaum adam lebih menaruh fokusnya
terhadap sang bibi ketimbang Peter Parker itu sendiri, hayo ngaku yang sudah
nonton.
7.8/10
THIS IS THE END OF THE REVIEW
Spiderman: Homecoming adalah sekuel spiderman yang
mengemas sosok superhero identik ini dengan kemasan baru yang lebih fresh. Film
ini bagaikan obat rindu kita akan sosok Peter Parker di tahun 2000an silam.
Hi Smart Watts, you
got 3.5/5 from me.