Distributor:
Warner Bros Pictures
Producer :
Charles Roven, Deborah Snyder, Zack
Snyder
Director :
Patty Jenkins
Writer :
Jason Fuchs
Genre :
Action, Adventure, Fantasy
Players : Gal Gadot, Chris Pine, Robin Wright, Connie Nielsen, David Thewlis, Danny Huston
Cerita
Pembukaan di awali oleh flashback masa kecil Diana, yang
membuat kita mengetahui bagaimana kehidupan awal Diana, walau semuanya tidak dijelaskan
secara detail namun kejadian yang terjadi di masa kecil Diana cukup memberikan
dampak yang besar untuk ke seluruhan cerita, sampai pada akhirnya Diana pun
keluar dari daerahnya dan “mencoba” menyelamatkan dunia dengan membunuh Dewa
Perang yaitu Ares. Film ini membiarkan seluruh tayangannya menceritakan apa
yang sebenarnya terjadi pada Diana dan siapa sosok dia sesungguhnya, itulah
alasannya mengapa saat di bagian awal film, film ini tidak menceritakan secara
detail apa yang terjadi, namun film ini bercerita melalui percakapan dan adegan
yang berlangsung. Tidak terdapat banyak plot twist untuk cerita ini, tetapi
ending film ini benar benar membuat kita tidak bisa berkedip sedikitpun. Untuk
kalian yang mengikuti Wonder Woman lewat Comic, mungkin feels menonton film ini
akan berbeda dari kalian yang hanya mengetahui sosok Wonder Woman melalui film.
Well, hal tersebut bukan sesuatu yang dapat
mengurangi nilai pada filmnya. Berkat film ini, kita menjadi tau mengapa
superhero ini di namakan “Wonder” Woman
Rating 7/10
Visual
Jujur saja, menurut gue film ini adalah film superhero yang
menggunakan banyak adegan slow motion. Adegan slow motion disini menggunakan
teknik “fast-slow-fast” tujuannya adalah untuk menunjukan secara detail
kekuatan wonder woman dan fungsi dari kostum serta alat yang dia gunakan.
Tetapi, Jenkins juga menaruh pada adegan yang menurut gue seharusnya tidak
memerlukan slow motion, akibatnya filmnya sedikit terkesan membosankan karena “overshow”
yang berlebihan. Selebihnya, penggambaran suasana perang dunia, keadaan Inggris
pada jaman dahulu dan penggambaran tempat Diana di masa kecil sangat
mengagumkan. Belum lagi adegan Ending yang begitu mencekam dan menakjubkan,
visual pada bagian ending membuat kita terhipnotis dan benar benar merasakan
keadaan Diana di film tersebut.
Rating 7.8/10
Audio
Yang menarik adalah, pada bagian ending film ini, sound
effect dan soudtracknya sangat mendukung, karena adegan yang begitu megah dapat
saja kehilangan nilainya jika salah memilih soundtrack & sound effect. Seluruh
ornamen audio di ending, mampu membuat Studio Bioskop bergetar. Well, it’s not lebay, but it’s a fact, i feel
it and you should feel it too. “bukannya
film superhero memang selalu memanjakan telinga kita?” Yup benar, tapi tidak semuanya mampu menggetarkan
lantai bioskop, dan Wonder Woman masuk kedalam salah satu film superhero yang
mampu menggetarkan studio bioskop. Tak salah mereka memilih Rupert-Gregson Williams sebagai penata musik scoring untuk film ini
Rating: 8/10
Acting
Tokoh Diana (Gal Gadot) mampu memberikan kesan “wonder” yang
sesungguhnya dan ia juga mampu menghidupkan karakter Wonder Women. Tokoh Steve Trevor
(Chris Pine) disini sangat menggambarkan sosok lelaki British yang sempurna
pada jaman dahulu, tidak heran banyak wanita yang pasti akan mengidolakan dia
setelah menonton film ini haha. Namun, jujur saja, gue kurang menyukai acting Ares
(David Thewlis) di film ini, terasa seperti belum all out, namun sosok dia
cukup membuat ngeri pada adegan berdua bersama Diana.. hiihh serem
Rating: 7.4/10
THIS IS THE END OF THE REVIEW
Wonder Woman adalah bentuk nyata bahwa sutradara wanita juga
mampu memegang film blockbuster untuk sebuah film superhero. Dan Wonder Woman
bagaikan sebuah reformasi bagi DC Extended Universe untuk menunjukan pada dunia
bahwa DCEU tidak lagi bisa di pandang sebelah mata.
From the bottom of my heart, i wanna say to Patty Jenkins i
really appreciate your work. Congratulations! And thank you for showing the
world that woman can also make a film as good as Man
Wonder Women 3.5/5