Review: Baby Driver (2017) | Aksi Kejahatan Diiringi Oleh LAGU LAWAS, Apa Jadinya?



Produser              : Eric Fellner, Tim Bevan, Nira Park
Sutradara             : Edgar Wright
Penulis                 : Edgar Wright
Cinematographer : Bill Pope
Musik                   : Steven Price
Penata Artistik     :  Justin O’Neal Miller
Editor                   : Paul Machliss, Jonathan Amos




Cerita
Baby (Ansel Elgort) remaja yang terlihat freak karena pendiam, suka menyendiri dan selalu mendengarkan musik dengan Ipodnya di rekrut oleh bos kriminal untuk menjadi pengemudi aksi pencurian besar di beberapa Bank. Film “Baby Driver” memang menjadi film Action-Crime yang tidak biasa seperti pada umumnya, dimana kita bisa merasakan segala macam emosi dalam satu film. Mulai dari ketegangan, haru, romantis hingga cringe. Ritme emosi cerita dalam “Baby Driver” cukup berbeda dari film-film lainnya, sepertinya Edgar Wright sang sutradara (Shaun Of The Dead, Ant-Man) tidak ingin memberikan cerita yang biasa saja setelah ia terakhir kita temui pada tahun 2015 dalam film Ant-Man, salah satu faktornya memang Ide film ini sudah ada di benaknya jauh dari dia sebelum pindah ke Amerika, bahkan saat ia masih berumur 20an. Jelas saja kalau film ini memiliki cerita dengan konsep yang matang.

Film ini memang memberikan cerita yang “terlihat“ mainstream tetapi Edgar mengemasnya dengan plot-twist yang dijamin bikin kalian gak akan bisa menebak scene selanjutnya. I’m not going to tell you the whole movie, because that’s just a spoiler. Alih-alih semua yang terjadi di cerita tidak semata-mata hanya untuk bumbu-bumbu estetika dalam filmnya. Misalnya mengapa Baby (Ansel Elgort) selalu mendengarkan musik, karena ia memiliki penyakit yang dideritanya semenjak kecelakaan yang menimpanya di masa kecil, dengan keadaannya yang seperti itu ternyata sangat memberikan impact yang sangat besar untuk keseluruhan film. Nanti gue akan singgung di section Audio ya! Selebihnya, untuk kalian yang suka genre Action-Crime dan ingin melihat sisi yang berbeda namun tetap berada di jalurnya, film ini lah pemenangnya di tahun ini
Rating: 7.8/10

Visual
Salut banget sama Edgar yang mencoba meminimalisir penggunakan CGI dalam film ini. Belum lagi Edgar memakai para stuntman pengendara mobil profesional, pantas saja saat gue nonton tadi amaze banget, karena pertama, terlihat new look and fresh, kedua aksi kejar kejaran dengan polisi yang ciamik! Dan aksi tersebut mungkin tidak kalian temui di film Fast & Furious yang bernotaben film tentang mobil yang popular itu (please don’t judge me, I’m being honest).

Mentang-mentang main characternya cakep dan unyu bukan berarti aksi darah dan brutalisme tidak ada disini, ada kok! Mau lihat yang ketusuk-tusuk? Bolong-bolong? Kelindes kegencet? Semuanya bisa kita saksikan tanpa proses editing cut to yang begitu cepat, rasain dah tuh cringe nya! Hehe. Satu lagi yang gue note adalah bagaimana Edgar menggunakan spinning camera movement dalam salah satu (atau salah dua) adegan tokoh saat berbincang. Itu adalah hal yang berani menurut gue. Sepertinya Edgar menganut paham “There is no rules in filmmaking, there is only a guide”
Rating: 8.5/10

Audio
Inget kan tadi gue bahas apa di section Cerita? Ya! Karena Baby selalu mendengarkan musik dari Ipodnya, otomatis soundtrack film ini berasal dari playlist musik ipodnya Baby. Kumpulan musik band-band jadul seperti Blur, Queen, T.Rex, Young M.C dan lain lain, mampu menghidupkan mood dari film ini. Bisa dikatakan film ini tidak butuh scoring yang heboh karena film ini ternyata bisa hidup dengan pilihan musik lawas.
Bayangkan bagaimana aksi kejahatan diiringi oleh musik jadul? Mungkin kalian akan berpendapat bahwa hal tersebut sangatlah tidak pas, tapi Edgar berhasil membuat lagu-lagu tersebut menjadi bagian penting yang menghidupkan film ini! Pokoknya untuk kalian yang bukan era milenal(kalau kata orang sih gitu buat nyebut anak 2000an) pasti sepanjang film, kepala, jari tangan dan kaki tidak bisa menahan untuk tidak bergoyang! Nge-gigs deh tuh di bioskop bareng si Baby
Rating: 8.2/10

Character/Acting
Gue tidak akan membahas tokoh Baby (Ansel Elgort) begitu banyak karena pada intinya kalau kalian pernah nonton “The Fault In Our Stars” karakter Baby tidak jauh berbeda dari Gus Waters(TFIOS) hanya saja kita seperti melihat Gus(TFIOS) melakukan hal yang tidak biasa seperti mengemudi dengan cepat-bringas-handal, baku tembak dan lain-lain.

Build Characternya yang bagus malahan menurut gue ada di tokoh Buddy (Jon Hamm) dan Bats (Jamie Foxx), entah memang gue emang ngefans sama Jon Hamm jadinya dia gue katakan bagus, tapi memang ternyata Build Characternya bagus setelah gue survei ke temen gue yang juga ikut nonton. Jamie Foxx? Tidak perlu diragukan aksinya, pantas saja dia mendapatkan Oscar.

Sedikit ada cuplikan flashback mengenai orang tua Baby, gue bertemu dengan salah satu penyanyi favourite gue Sky Ferreira yang berperan menjadi ibunya Baby, dan itu menjadi nilai plus tersendiri dari gue haha, thanks Edgar. Entah ini firasat gue saja atau memang kalian yang sudah menonton setuju dengan ini, gue sedikit merasakan miss-cast dari tokoh Doc(Kevin Spacey) si sang Bos. Tapi hal tersebut tidak mengurangi nilai dari film Baby Driver. Oh iya, gue gak mau bahas tentang Tokoh yang menemani kisah cinta Baby, biarkan kalian sendiri yang melihat langsung Deborah (Lily James) di film ini. They are just too sweet to be written in here
Rating: 8.1/10

THIS IS THE END OF THE REVIEW

Film Baby Driver dapat dikatakan film yang paling unik di 2017 ini dengan genre Action-Crime. Untuk kalian yang bosan dengan film Action yang gitu-gitu saja, mungkin Baby Driver bisa menjadi pilihan kalian untuk menonton di bioskop. Filmnya memang tidak ‘WAH’ banget, tetapi setidaknya film ini tidak akan membuat kecewa kalian yang sudah mengeluarkan uang untuk membeli tiketnya di bioskop.


Edgar Wright, Baby Driver got 3.9/5 from me :)
Previous
Next Post »