Production
Desinger : Dan Hennah
Executive
Producers : Stan Lee, Louis D’Esposito, Victoria Alonso, Thomas M. Hammel, Alan
Fine
Producer :
Kevin Feige
Director :
Taika Waititi
Screenplay :
Eric Pearson
Cinematographer :
Javier Aguirresarobe
Music : Mark
Mothersbaugh
Editors :
Zene Baker, Joel Negron
Art
Directors : Richard Hobbs, Bill Booth,
Brendan Heffernan, Laura Ng
Set
Director : Beverley Dunn
Cerita
Awal cerita
dibuka oleh scene yang penuh tanda
tanya besar sampai akhirnya membawa kita ke ujung pembukaan dengan banyolan dan
aksi yang lumayan heboh, itulah bagaimana Thor: Ragnarok mengawali film ini.
Tak disangka-sangka, film Thor yang ke-3 ini mampu mengembalikan citra film Thor sebelumnya, kalau kalian menganggap film Thor 1-2 sangatlah biasa dan hampir
membosankan, sekarang di Thor 3 buang jauh jauh pemikiran seperti itu, karena
Thor 3 memberikan nuansa yang fresh serta fun dan epic dari film Thor sebelumnya, semua ini berkat tangan manisnya
sang sutradara Taika Waititi.
Tak hanya
banyolan di pembukaan, kita juga tetap di suguhkan candaan ala Thor(Chris
Hemsworth) dengan Loki(Tom Hiddleston) yang sebelumnya tidak pernah kita lihat,
sebut saja ini seperti wajah lain dari Thor dan Loki. Film ini menjadi film
yang fun karena sampai penghujung cerita kita tetap di hantamkan oleh banyolan
yang smart & revelant bukan
dengan jokes yang tidak berguna untuk
kelanjutan cerita film.
Bagaimana
film ini berkembang dan sampai di penghujung film, rupanya Waititi tidak
melakukan aksi yang meleset, Waititi melakukan perkembangan di film ini dengan
gaya dramaturgi klasik dimana kita di ajak menyaksikan Thor jatuh bangun sampai
pada akhirnya berhadapan dengan Hela(Cate Blanchett) di final film. Hal
tersebut cukup berhasil membuat film ini memainkan emosi para penonton dengan
baik dan stabil dan memberikan dobrakan yang tak terpikirkan di akhir film.
Bisa dibilang, film Thor: Ragnarok memiliki kompleksitas plot yang berbeda dari
film MCU(Marvel Cinematic Universe) belakangan ini, katakanlah film Thor
mengemas cerita dengan niat dan tekad yang serius sehingga tidak hanya sekedar
menjadi film hiburan namun pantas dikatakan memiliki cerita yang berbobot.
Jika kalian
sebelumnya menonton Civil War, film ini bisa menjadi alasan untuk ketidakhadiranya
beberapa superhero di Civil War, dan film ini “kemungkinan” menjadi jembatan
cerita ke film Infinity War.
Rating:
7.8/10
Visual
Jika kita
melihat poster film Thor:Ragnarok dengan penuh warna seperti itu, sudah di
pastikan seisi film akan bermain dengan ornamen warna guna membentuk mood&look film ini, dan dugaan
tersebut benar terjadi di dalam film Thor ini, bisa dikatakan warna berperan
penting dalam kode-kode tersirat yang berusaha di sampaikan oleh Waititi.
Konsep warna warni tersebut juga memberikan tanda bahwa film ini akan menjadi
film aksi yang penuh candaan.
Gue tidak
akan mengomentari bagaimana Special Effect di film ini terjadi, semuanya sama
seperti standart MCU pada umumnya, namun terdapat satu hal yang membuat gue
ingin mengapresiasikannya dan menulisnya di review ini, yaitu bagaimana Planet
Sakaar di gambarkan dengan planet yang penuh warna(warna tertentu) namun warna
ini tetap terjaga porsinya dan warna-warna yang terlihat di planet ini merujuk
kepada 1 titik yaitu kostum Grandmaster(Jeff Goldblum), hal tersebut menandakan
bahwa ialah pemimpin satu satunya yang berkuasa di planet tersebut. So smart, very smart Waititi and The Production Designers
Rating: 8.3/10
Sound
I dont know.. Tema musik saat Thor beraksi awalannya sekilas mirip
dengan Tema musiknya Wonder Women. Bedanya alunan musik thor berirama dengan
teriakan seorang lelaki, kalau di Wonder Women dengan ritme alat musik. Tapi
itu hanya terdapat di awalannnya saja, ternyata keseluruhan tema musik Thor:
Ragnarok tetap memiliki ciri khas nya namun belum mampu untuk menjadi musik
superhero yang markabel di telinga
kita.
Rating:
7.2/10
Characters
Thor(Chris
Hemsworth) dan Loki(Tom Hiddleston) benar-benar di tampilkan sebagai pasangan
kakak beradik yang penuh ulah layaknya hubungan kakak beradik pada umumnya, hal
tersebut hanya bisa kita saksikan di film Thor: Ragnarok ini. Sungguh moment
yang langka
Ibu tiri Cinderella kini hadir
menjadi lebih bringas, Hela(Cate Blanchett) sang Dewa Kematian, bagaimana
Waititi tidak lupa memanfaatkan development
karakter Hela berbuah manis menjadikan Hela sebagai musuh yang tidak hanya
numpang lewat di sebuah film.
Siapa sangka
karakter lucu Korg di bintangi oleh Waititi sendiri, dan tak bisa dipungkiri
kehadiran Korg yang sekilas mampu mencuri perhatian kita dalam film ini, lagi
lagi ulah Waititi! Kehadiran Hulk(Lou Ferrigno/Mark Ruffalo) memberikan
sumbangan dengan baik di film ini sama seperti tokoh Grandmaster(Jeff Goldblum)
yang menemani kita di pertengahan film
Rating:
7.8/10
THIS IS THE END OF THE REVIEW
Thor: Ragnarok adalah sebuah dobrakan yang mampu
mengembalikan eksistensi Thor dari kedua film pendahulunya, semua berkat tangan
manis Taika Waititi dalam memegang kendali film Thor:Ragnarok. Bukan hanya
menjadi film yang menyenangkan, namun Thor:Ragnarok tetap memberikan cerita
yang fresh dan menarik sehingga menjadi obat rindu kita akan film superhero
yang berbobot
Thor: Ragnarok, you got 3.8/5 from me