Review: Justice League (2017) | sebuah OBAT LUKA bagi pecinta DCEU


Producer                   : Geoff Johns, Deborah Synder, Charles Roven, Jon Berg
Director                    : Zack Synder
Screenplay                : Joss Whedon, Chris Terrio
Production Desinger : Patrick Tatopoulos
Music                        : Danny Elfman, Junkie XL
Cinematographer      : Fabian Wagner
Editor                        : David Brenner

  
Cerita
            Rasa takut, rasa takutlah yang ternyata dijadikan sebuah pembukaan untuk film Justice Leage ini. Dan ternyata ‘rasa takut’ itulah yang mengantarkan kita ke problematika utama cerita film ini.
            Bruce Wayne (Ben Affleck) menyadari bahwa dunia setelah kematian Superman menjadi hancur, penuh keributan, kekerasaan dan rasa tidak aman. Dunia sudah terlalu menganggap bahwa Superman lah penyelamat mereka di bumi, maka dari itu selepas kematian Superman, keadaan di bumi pun memburuk. Di tambah dengan Batman menemukan salah satu alien aneh yang ternyata adalah pasukan dari Steppenwolf, ia adalah makhluk yang ingin menghancurkan Bumi dengan mencari 3 “Mother’s Box” untuk digabungkan dan menciptakan kekuatan untuk menguasi dunia.
            Plot didalam film ini memang sangat biasa, Batman menemukan sesuatu yang membahayakan, menghubungi Wonder Women dan berusaha mengumpulkan superhero lainnya yaitu, Cyborg(Ray Fisher). Aquaman(Jason Momoa), The Flash (Ezra Miller) dan mereka bersatu untuk mengalahkan Steppenwolf, bisa dibilang Steppenwolf ini mirip seperti Hela yang ada di film Thor:Ragnarok kemarin.
            Jangan berkecil hati wahai kalian yang merasa kecewa oleh Batman v Superman dan Suicide Squad, ternyata DCEU setelah sukses mengeluarkan film solo Wonder Women, DCEU juga sukses mengembalikan citranya lewat film Justice League ini, film ini bisa dikatakan simple-menyenangkan-serius, waduh gimana tuh? Ya gitu deh! Dengan plot yang basic ini, Zack Synder mampu mengembangkannya menjadi cerita yang tidak mengecewakan lagi seperti film BvS yang terkesan sangat amat bertele-tele.
            Namun sayang sekali, harus dikatakan, pengenalan 3 tokoh baru Aquaman, The Flash dan Cyborg kurang mendapatkan porsi yang banyak, backstory mereka tidak terlalu banyak di sampaikan, yang mungkin membuat kalian yang tidak membaca komiknya merasa kurang mengenal mereka, bukan berarti tidak dapat memahami ke 3 karakter baru itu, namun karena sepertinya film ini didominasi oleh Batman dan Wonder Women


            Bukan bermaksud spoiler ya, tapi pasti kalian sudah tau akan kemunculan Superman di film ini. Namun, bagaimana dia muncul dan hidup kembali adalah sebuah tanda tanya besar yang akan muncul dengan hal yang tidak pernah terpikirkan oleh kalian sebelumnya, dan hal tersebut bisa dikatakan sukses dan tidak menjadi hal yang “aneh” maupun bodoh seperti konflik pada film BvS.
            Development film ini terasa terburu-buru, mulai dari pengenalan 3 tokoh baru, terlalu cepatnya mengetahui tujuan film ini (konflik terasa sangat straight) sampai terlalu sia-sia nya pemanfaatan karakter villiannya yaitu Steppenwolf menjadi kekecewaan tersendiri untuk gue karena seharusnya Steppenwolf mampu lebih eksis di dalam cerita dan menimbulkan kengerian untuk kita para penonton, namun sepertinya hal tersebut tidak diperhatikan oleh Synder, membuat film ini menjadi film yang mencoba bermain aman dari kekacauan film DCEU yang sebelumnya pernah dibuat
            Setidaknya film ini cukup seru dan juga lucu akibat sentilan banyolan para superhero, namun komposisi candaan di film Justice League begitu pas, tidak seperti film Marvel Spiderman:Homecoming dan Thor:Ragnarok yang candaannya terkesan sangat explicit 
Rating: 6.8/10

Visual
            Menawan... Satu kata untuk menggambarkan visualisasi film ini, sungguh menawan! Belum lagi effect slow-motion akibat kehadiran The Flash di campur Wonder Woman dan Superman, lalu detail kekuatan Wonder Women menjadi lebih asik dari film Solo Wonder Women sebelumnya yang di sutradari oleh Patty Jenkins.
Nuansa kehancuran dunia begitu terasa mengerikan dengan tone warna frustasi. Aksi laga dari para superhero pun terkesan begitu menantang dan sangat kompleks. Aksi mereka saat bertarung sangat sebuah tayangan yang memanjakan mata. Rugi rasanya untuk mengedipkan mata
            Sedikit lagi kita di bawa jalan-jalan ke negeri Amazon yaitu kampung halaman Wonder Women membuat kita flashback sedikit ke film Wonder Women, dan juga kita di perlihatkan dunia Atlantis yaitu tempat asalnya Aquaman yang begitu fresh belum pernah kita lihat sebelumnya. Untuk yang rindu dengan Lasso of Truth nya Wonder Women, kita akan melihat kembali korban-korban Lasso tersebut, salah satunya adalah member dari Justice League yang membuat kita tertawa geli akan kejujurannya
Rating: 8.4/10

Audio
            The Scoring, The Song, The Sound effect, they are all work well togehter.. But nothing new or special, only good enough
Rating: 7.2/10

Characters
            Batman/Bruce Wayne(Ben Affleck) yang terlihat gagah namun mengalami kerapuhan didalam, Wonder Women/Diana(Gal Gadot) yang terlihat lebih beraksi, Aquaman/Arthur Curry (Jason Mamao) berpenampilan layaknya preman yang berkuasa namun ternyata seseorang yang pengertian, The Flash/Barry Allen(Ezra Miller) si muda yang jahil penuh candaan namun cerdik, dan Cyborg/Victor Stone(Ray Fisher) sang anak yang menjadi bahan cobaan penelitian oleh ayahnya yang menjadikanya manusia setegah mesin dan membenci kenyatannya namun mulai menerimanya karena kemampuannya dalam mengakses seluruh teknologi di dunia. Semua karakter mendapatkan penekanan watak dengan porsinya yang pas. Namun sayang sekali, kesatuan tim superhero ini belum begitu terasa


            Steppenwolf menjadi tokoh villian yang sangat sia-sia, hal tersebut sangat disayangkan karena sebenarnya Steppenwolf bisa saja menguasai cerita film ini, namun pastinya akan membuat film ini menjadi sedikit lebih berat dan tidak sesederhana ini, tapi apa salahnya bukan?
Rating: 7.2/10

THIS IS THE END OF THE REVIEW

Justice League adalah sebuah harapan baru untuk DCEU kembali eksis karena mampu mencuri perhatian para pecinta film superhero. Dengan Justice League ini, di harapkan kedepannya DCEU akan menghasilkan film superhero yang berkualitas agar mampu bersaing dengan tetangga sebelah. Justice League memang bukan film superhero terbaik, namun sukses menjadi obat dari luka yang timbul dari film DCEU sebelumnya yaitu Batman v Superman dan Suicide Squad.

Welcome Back Zack Synder, you got 3.4/5 from me

NOTE!!!! JANGAN LANGSUNG KELUAR BIOSKOP YA, AKAN ADA 2 CUPLIKAN CREDIT SCENE
Previous
Next Post »