Review: Dilan 1990 | Kisah Cinta 1990? Masa Iya?






Produser    : Ody Mulya Hidayat
Sutradara   : Fajar Bustomi
Penulis       : Pidi Baiq
Musik        : Reyner Ferdinand



Cerita
                Gue akan men-review cerita dalam film ini dalam aspek Film ya, bukan novel (Lagian gue juga bukan penikmat novel Dilan, gue penikmat film yang kebetulan nonton film yang Hype ini akibat paksaan nyokap, heu)
                Cerita dalam film ini memberikan tawaran yang menarik, karena kisah-kisah antara Dilan dan Milea sepertinya hanya ada di dunia mereka dan juga di tahun 1990 an. Untuk para ABG Jaman Now mungkin akan menemukan fakta-fakta unik bagaimana cara orang percaran pada era itu. Belum lagi Pidi Baiq ternyata ikut duduk di kursi sutradara bersama Fajar Bustomi guna memastikan semua berjalan sesuai realitas yang ditulis Pidi Baiq dalam novelnya. Karena gue tidak membaca novelnya, gue tidak pernah membayangkan seperti apa Dilan dan Milea dalam fantasi gue, namun saat gue menonton film ini, gue disajikan oleh 2 manusia yang ternyata cukup unik terlebih pada tingkahlaku Dilan.



                Film Dilan 1990 mengalir begitu saja, sepanjang film kita tidak terlalu disodorkan oleh 1001 pertanyaan, kita tidak dibuat berfikir karena konflik dalam film ini juga hanya sedikit, kita ternyata diajak terlena bak Milea yang terlena akan sifat Dilan, kita dibuat menikmati dan mengikuti perjuangan Dilan untuk mendapatkan Milea, sudah sekedar itu saja inti Film ini.
Film nya lucu, sangat menghibur apalagi untuk Parents Jaman Now yang akan Throwback ala ala jaman mereka pacaran dulu. Untuk yang ingin mendapatkan tantangan dari sebuah cerita dalam film, Dilan 1990 bukanlah film yang tepat, karena kita diajak bersantai dengan filmnya, bukan untuk memeras otak penonton layaknnya film-film lainnya. Tak heran jika sampai penghujung film kita belum juga merasakan tujuan film ini, ternyata memang tidak ditargetkan untuk sampai pada klimaks, bahkan klimaks film ini juga tidak ada karena perlawanan pun tidak hadir dalam film ini. Di akhir film, kita diinformasikan tentang film Dilan 1991 yang berarti akan menjadi sebuah kelanjutan dari film Dilan 1990.
Rating: 7.1/10

Visual
                Film ini memberikan 2 keterangan Temporal yang berbeda. Pertama, Jaman Sekarang dan Kedua, jaman 1990. Perbedaan kedua jaman tersebut pun disajikan dalam bentuk warna grading yang berbeda, dimana pada tahun 1990 semua terlihat agak vintage dengan sentuhan warna ungu, serta Jaman Sekarang disajikan dengan nuansa kota dimalam hari dengan ketajaman antara Highlight dan Shadow dengan sentuhan furniture apartement yang didominasi warna-warna Hitam, Abu, Cream, Coklat menjadi ciri-khas Jaman Sekarang di sebuah Kota Metropolitan.


                Agak sangat disayangkan dalam pembetukan Jaman 1990 sepertinya agak fail karena Wujud Remaja pada tahun itu kok goals semua gitu, malah kita yang sekarang di jaman ini merasa menjadi buruk rupa melihat mereka di film Dilan 1990 begitu cantik, tampan dan Stylish, bukan bilang orang jaman dulu gak cakep dan stylish, cuman kan pasti versi nya berbeda. Kalau kita melihat rupa orang dulu pada tahun segitu ya memang keren, hanya saja dengan style di eranya. Film Dilan 1990 seperti menjalankan Tema OS Macbook di laptop Windows, ya keliatan kaya Macboook cuman tetep aja casingnya Laptop Asus gitu. Kalau saja film ini lebih niat dalam Costume & Make Up, film ini akan menjadi film yang sangat keren, serius deh. Kenapa ya, apa karena minim budget? Apa Mager? Apa emang gak niat? Hmmmm..... padahal Setting Dan Propertinya sudah ‘lumayan’ mendukung. Jadinya kaya melihat Remaja Jaman Now yang sok-sokan hidup dijaman 90’ an walau maksud tujuan film ini bukan seperti itu.
                Film ini agak bermain aman dalam membangun nuansa 1990 nya, sebut saja saat adegan berjalan menyusuri kota, karena takut gagal atau kebocoran, mereka banyak menggunakan Low Angle yang mana kita hanya dapat melihat Tokoh serta Pohon dan Langit saja, ya kalian mana bisa bedain sih Pohon&Langit pada tahun 1990 dengan 2018 wkwk.
Visual: 4.5/10

Sound
                Alunan musik dalam Film Dilan 1990  memiliki karakter nada yang unyu dan menyenangkan, sangat pas untuk mengiringi kisah Dilan dan Milea.
                Dalam Teknis perekaman suara film ini(kenapa gue bahas? Karena Film Indonesia masih rawan dalam bagian teknis ini) ternyata gue tidak men-notice keanehan yang biasanya muncul dalam film-film Indonesia, apa karena gue ikut terlena sama tingkah Dilan? Ah enggak lah, emang Film Indonesia sudah mulai maju kok, lagian gue bukan tipe cewek yang mudah luluh, gue nonton film ini tetap fokus kok, santai gan! Oke?
Rating: 6.8/10

Characters
                Pembawan karakter Dilan sepertinya berhasil diperankan oleh Iqbaal Diafakhri serta tokoh Milea yang diperankan oleh Vanesha Prescilla, kita seperti menemukan Tokoh baru dalam fantasi kita, anggaplah Dian Sastro dan Nicholas Saputra kita spontan menyebutkan mereka adalah Cinta dan Rangga, begitupula saat melihat Vanesha dan Iqbaal kita akan mengenang mereka sebagai Milea dan Dilan.
                Walau film ini berpusat dalam Point Of View nya Milea, namun pengembangan karakter Milea dirasanya kurang kuat dalam film ini. Jujur, pengembangan karakter dalam film ini memang sepertinya agak melempem. Beda lagi dengan Fans nya Dilan yang dari Novel, ‘mungkin’ beberapa dari mereka akan hype abis-abisan tanpa peduli bagaimana karakter dalam film ini dibangun. Selebihnya, pembawaan semua karakter agak kurang dalam membangun nuansa tahun 1990, sangat disayangkan Fajar Bustomi kurang memerhatikan detail dalam karakter di film ini, kinda bad directing but not so bad.
Rating: 6.2/10

THIS IS THE END OF THE REVIEW

Film Dilan 1990 menjadi cerminan kisah cinta remaja pada tahun 1990 yang dikemas dengan kisah unik ala Dilan dan Milea. Film ini menjadi film yang lucu dan menyenangkan namun tidak memiliki gigitan apapun karena film ini tidak menawarkan tantangan apapun dalam ceritanya, film ini hanya mengajak kita mengalir kedalam dunia percintaan Dilan dan Milea.
Dilan 1990 got 3.1/5 from me

Previous
Next Post »